2 tahun lalu saya menyempatkan mampir ke Taman Nasional Kelimutu di daerah Ende.
saya bermalam di salah satu penginapan di kampung Moni yang merupakan salah satu pintu masuk menuju ke danau 3 warna Kelimutu.
saya beruntung cuaca cukup cerah malam itu sehingga bisa nongkrong di
lantai 3 penginapan yang baru direnovasi sembari menikmati malam
bertabur bintang walau kurang begitu banyak karena saat itu bulan sedang
terang.
Pate Ja'o
Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : KEPERCAYAN, CINTA dan RASA HORMAT. Mustakim R.M Kasim
Kamis, 14 Maret 2013
Minggu, 03 Maret 2013
Pink Beach: Kecantikan Pantai Berpasir Merah Muda di Taman Nasional Komodo
Enam lainnya adalah Pink Beach di Harbor Island, Bahamas; Bermuda; Santa Cruz Island, Filipina; Sardinia, Itali; Bonaire, Dutch Caribbean Island; dan di Balos Lagoon, Crete, Yunani. Betapa kaya dan cantik alam Indonesia; satu di antara tujuh pantai berpasir merah muda dapat ditemukan di negeri ini.
Mengintip Keindahan Pantai Penggajawa ENDE Flores NTT
Keindahan Pantai Penggajawa – Flores -
Debur ombak yang tinggi, panjangnya garis pantai yang dipenuhi
bebatuan hijau, dan putihnya pasir menjadikan Pantai Penggajawa sebagai
destinasi wajib saat ke Ende, NTT. Berlatarkan perbukitan hijau,
Penggajawa hadir sebagai karya Tuhan yang sempurna di Flores.
Tak ada habisnya membicarakan keindahan alam di Flores, Nusa
Tenggara Timur (NTT). Daerah yang satu ini memang memiliki berjuta
keindahan, mulai dari laut hingga perbukitannya. Semua itu menarik
untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata.
Salah satu destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi saat ke Flores adalah Pantai Penggajawa. Berada di Kabupaten Ende, Pantai Penggajawa hadir dengan menyuguhkan keindahan panorama alam yang tak terlupakan.
Garis pantai Penggajawa begitu panjang. Dengan pasir putih, Pantai
Penggajawa tampak semakin cantik karena kehadiran batuan hijau di
sepajang pantainya.Eits, tidak percaya? Coba saja datang langsung. Di
sana, pelancong bisa bertemu ada banyak ibu dan bapak para pendulang
batu hijau.
Uniknya, batuan hijau ini berasal dari dasar laut Penggajawa. Dengan bantuan ombak, batuan tersebut terdampar di Pantai Penggajawa. Tidak ada yang tahu asal muasal asli bebatun tersebut, tapi warga sekitar percaya batuan itu berasal dr dasar laut yang terbawa ombak, hingga sampai ke pinggiran pantai.
Tapi unik, jika menegok ke perbukitan ke sebelah pantai, Anda bisa melihat bebatuan hijau itu menempel rapi di tebing. Warna dan bentuk sama persis seperti bebatuan yang ada di pantai. Penggajawa termasuk pantai yang sepi dikunjungi wisatawan. Salah satu spot terbaik untuk melihat panorama pantai adalah dari bukit yang berdiri tegak di kanan dan kiri pantai.
Keluarkan kamera Anda, dan tangkap semua keindahan milik Penggajawa.
Perbukitan di pulau depan pantai, tampak sempurna ditutupi awan tipis.
Inilah Mahakarya sempurna Tuhan yang diberikan untuk Flores.
PESONA DANAU TRI WARNA KELIMUTU
Danau Tiga Warna Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Pulau
Flores, Nusa Tenggara Timur, menyimpan sejuta pesona dan misteri yang
tak terselami hingga saat ini. Pesona danau yang letaknya berdampingan,
sering mengalami perubahan warna dari aslinya yakni merah, putih dan
biru menjadi beberapa warna lainnya yakni hijau, hitam, coklat, hijau
lumut. Tiga kawah yang terpisah bekas letusan Gunung Kelimutu ini
menjadi keunikan yang tak pernah dimiliki danau lain di dunia. Untuk
mencapai puncak danau sehingga dapat melihat dengan jelas ketiga danau
yang berdampingan, harus menempuh 2 jam perjalanan dari kota Ende dengan
menggunakan jalan darat. Wisata Danau kelimutu ini hampir tiap harinya
dipadati wisatawan asing maupun wisatawan mancanegara disaaat hari-hari
libur. Para wisatawan dapat juga memanfaatkan penginapan berupa hotel
dan home stay di wilayah Moni Ibukota kecamatan kelimutu kabupaten Ende.
Nama Danau Kelimutu diambil dari bahasa daerah suku lio yang merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih. Danau Kelimutu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo (kaum biarawan katolik,red) Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu. Danau vulkanik ini dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni merah, putih dan biru, dibeberapa dokumen yang ada, danau yang sekarang berwarna hitam, dulu sebelum tahun 1970 berwarna merah, seperti terlihat pada lembaran uang kertas RI harga Rp 5.000 yang lama. Secara geografis, danau kelimutu berada pada ketinggian 1.639 meter (5.377 kaki) terletak Pada Garis Lintang 8° 77′ LS, Garis Bujur 121° 82′ BT dengan lokasi kecamatan kelimutu Kbukapetn Ende pulau Flores Nusa Tenggara Timur.
Untuk mencapai punak Kelimutu, ada beberapa pilihan untuk mencapai puncak kelimutu, yakni dengan berjalan kaki dari lokasi parkiran menyewa motor dan menyewa mobil. Waktu yang terbaik untuk berkunjung ke Kelimutu pada bulan Juli-September.
Meski
memiliki sejuta pesona yang menarik namun sayangnya Lokasi wisata danau
kelimutu yang merupakan salah satu kebanggaan Pariwisata kabupaten Ende
Flores NTT ini belum dikelola profesional sehingga dapat memberikan
kenyamanan bagi wisatawan. Sejumlah fasilitas, terutama sarana untuk
wisatawan, kini banyak dalam kondisi rusak dan tak terawat. Misalnya
saja kamar kecil, bangunan pendopo di areal parkir yang kondisinya
memprihatinkan, serta kapasitas lahan parkir yang amat terbatas, yang
hanya mampu menampung sekitar 20 kendaraan roda empat dan beberapa
sepeda motor. Pemandangan di kawasan danau ini sangat mempesona. Kabut
putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu (
kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu
pemandangan yang sangat khas di sekitar danau tiga warna di atas puncak
gunung.
Kawasan Danau Kelimutu dapat dijumpai banyak hal yang jika dikelola secara optimal pasti akan mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Disaat situasi sepih pengunjung, suasana terasa senyap dan menjenuhkan karena tak ada fasilitas yang memada yang dapat meemberikan rasa nyaman karena kawasan wisata ini sangat panas. Selain pesona warna danau dan kawah yang sering ditutupi kabut pada jam-jam tertentu, wisatawan dapat melihat hamparan tanah dengan sejumlah tanaman hijau dan menyaksikan perubahan warna yang menakjubkan ketiga danau.
Danau tiga warna ini letaknya berdekatan satu sama lain yakni dua danau disisi timur berdampingan berwarna hijau tua dan hijau lumut karena telah mengalami perubahan warna untuk sekian kalinya. Sementara danua yang berwarna hitam terletak pisah dari dua danua yang berdampingan. Untuk danau yang berwarna hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi atau dalam bahasa setempat ”tiwu nua muri ko’o fai”. Sementara danau yang berwarna hijau lumut disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat yakni dalam bahasa setempat “tiwu ata polo”. Di sisi barat ada satu danau yang berwarna hitam, yang biasa disebut danau arwah orangtua “tiwu ata mbupu”. Menurut keyakinan masyarakat adat setempat, danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” yang sekarang berwarna hijau tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” yang sekarang berwarna hijau lumut merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” yang sekarang berwarna coklat tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150.
Warna air danau yang sering berubah dijelaskan petugas Taman Nasional Kelimutu (TNK), disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat perubahan warna air danau yang sekarang berwarna hijau dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu. Dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak tertutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu. Sementara menurut keyakinan masyarakat adat suku pemo yang bermukim disekitar kawasan danau, perubahan warna danau kelimutu ini membawa tanda-tanda alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya.
Pesona wisata Danau tiga warna Kelimutu merupakan salah satu wisata unggulan di Pulau Flores NTT, selain satwa purba Komodo di pulau Komodo kabupaten Manggarai Barat, kampung tradisional Bena dan Tanjung 17 Pulau Riung yang indah terletak kabupaten Ngada.
Nama Danau Kelimutu diambil dari bahasa daerah suku lio yang merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih. Danau Kelimutu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo (kaum biarawan katolik,red) Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu. Danau vulkanik ini dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni merah, putih dan biru, dibeberapa dokumen yang ada, danau yang sekarang berwarna hitam, dulu sebelum tahun 1970 berwarna merah, seperti terlihat pada lembaran uang kertas RI harga Rp 5.000 yang lama. Secara geografis, danau kelimutu berada pada ketinggian 1.639 meter (5.377 kaki) terletak Pada Garis Lintang 8° 77′ LS, Garis Bujur 121° 82′ BT dengan lokasi kecamatan kelimutu Kbukapetn Ende pulau Flores Nusa Tenggara Timur.
Untuk mencapai punak Kelimutu, ada beberapa pilihan untuk mencapai puncak kelimutu, yakni dengan berjalan kaki dari lokasi parkiran menyewa motor dan menyewa mobil. Waktu yang terbaik untuk berkunjung ke Kelimutu pada bulan Juli-September.
Kawasan Danau Kelimutu dapat dijumpai banyak hal yang jika dikelola secara optimal pasti akan mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Disaat situasi sepih pengunjung, suasana terasa senyap dan menjenuhkan karena tak ada fasilitas yang memada yang dapat meemberikan rasa nyaman karena kawasan wisata ini sangat panas. Selain pesona warna danau dan kawah yang sering ditutupi kabut pada jam-jam tertentu, wisatawan dapat melihat hamparan tanah dengan sejumlah tanaman hijau dan menyaksikan perubahan warna yang menakjubkan ketiga danau.
Danau tiga warna ini letaknya berdekatan satu sama lain yakni dua danau disisi timur berdampingan berwarna hijau tua dan hijau lumut karena telah mengalami perubahan warna untuk sekian kalinya. Sementara danua yang berwarna hitam terletak pisah dari dua danua yang berdampingan. Untuk danau yang berwarna hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi atau dalam bahasa setempat ”tiwu nua muri ko’o fai”. Sementara danau yang berwarna hijau lumut disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat yakni dalam bahasa setempat “tiwu ata polo”. Di sisi barat ada satu danau yang berwarna hitam, yang biasa disebut danau arwah orangtua “tiwu ata mbupu”. Menurut keyakinan masyarakat adat setempat, danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” yang sekarang berwarna hijau tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” yang sekarang berwarna hijau lumut merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” yang sekarang berwarna coklat tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150.
Warna air danau yang sering berubah dijelaskan petugas Taman Nasional Kelimutu (TNK), disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat perubahan warna air danau yang sekarang berwarna hijau dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu. Dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak tertutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu. Sementara menurut keyakinan masyarakat adat suku pemo yang bermukim disekitar kawasan danau, perubahan warna danau kelimutu ini membawa tanda-tanda alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya.
Pesona wisata Danau tiga warna Kelimutu merupakan salah satu wisata unggulan di Pulau Flores NTT, selain satwa purba Komodo di pulau Komodo kabupaten Manggarai Barat, kampung tradisional Bena dan Tanjung 17 Pulau Riung yang indah terletak kabupaten Ngada.
Langganan:
Postingan (Atom)